JUJUR KUNCI KESUKSESAN

KEJUJURAN KUNCI KESUKSESAN MASA DEPAN

Kejujuran merupakan sesuatu yang harus kita pegang teguh dalam kehidupan, karena dengan kejujuran akan membawa kita pada kebenaran. Yang menjadi pertanyaan kita bagaimana menumbuhkan sifat jujur dalam kehidupan sehari-hari?

Pembelajaran  untuk berlaku jujur sebenarnya  sudah digembar-gemborkan oleh berbagai pihak. Yang isinya  menyarankan, menyatakan , menghimbau untuk berlaku jujur. Bahkan beberapa sanksi  telah  dibuat  untuk mengantisipasi terjadinya pelanggaran bagi orang yang tidak jujur.  Sanksi yang akan dijatuhkan pada pelanggar  tersebut telah disampaikan dan  disosialisasikan   pada semuanya   melalui berbagai media, kendatipun  demikian masih banyak orang yang masih belum  jujur.  Mereka  beranggapan bahwa  jujur akan ajur

 dan  tidak akan makmur.  Anggapan  tersebut muncul  karena  adanya  ketidak puasan dengan apa yang telah diterimanya dan yakin bahwa didunia ini semua  masih  bisa diatur.

Bahayanya  sifat ini  tidak  memandang  usia dan profesi .  Buktinya  sering kita saksikan beberapa tayangan ditelevisi , mulai dari perkaranya Gayus Tambunan sampai peristiwa perjokian Ujian Nasional.

Mereka tidak sadar bahwa sebenarnya ketidak jujuran  akan membawa  bencana dalam kehidupannya  dan   akan dimintai pertanggungan jawaban diakhiratnya.

Pepatah jawa menuturkan “Kacang manut lanjaran”. Pepatah ini  bisa sebagai wacana bahwa sebenarnya  penumbuhan kejujuran  itu bisa melalui contoh untuk dikuti.

Misalkan dalam dunia pendidikan, penumbuhan kejujuran bisa dikondisikan dalam lingkungan mereka berada. Dengan penerapan kedisiplinan dalam segala hal dan contoh sikap disiplin,  berkata benar dan jujur dari  guru atau seluruh warga yang tinggal disekitarnya akan mengilhami siswa untuk berlaku jujur.

Tuntunan untuk jujur ini juga telah diajarkan oleh Rasululloh SAW sebagaimana sabdanya: “Hendaklah kamu selalu benar. Sesungguhnya kebenaran membawa kepada kebajikan dan kebajikan membawa ke surga. Selama seorang benar dan selalu memilih kebenaran dia tercatat disisi Alloh seorang yang benar (jujur) Hati-hatilah terhadap dusta. Sesungguhnya dusta membawa kepada neraka. Selama seorang dusta dan selalu memilih dusta dia tercatat disisi Alloh  sebagai seorang pendusta (pembohong). H.R. Bukhori

Hadist tersebut dikuatkan lagi dengan firman Alloh dalam Al-Qur’an surat Al-Ahzab ayat 24 yang artinya: “Supaya Allah memberikan balasan kepada orang-orang yang jujur itu karena kejujurannya, dan menyiksa orang munafik jika dikehendaki-Nya.''

Dari Hadist dan ayat diatas, sesungguhnya Allah mengajarkan pada  kita bahwasanya orang yang berlaku jujur akan menuai hasil dari kejujurannya yaitu surga. Sebaliknya  siapa pun yang menghabiskan umurnya untuk berbohong, maka pada akhirnya ia hanya akan menjadi orang yang munafik. Kita pun mungkin tak asing mendengar kata-kata bijak, ''Katakanlah suatu kebenaran walaupun menyakitkan.'' Terkadang seseorang berbohong karena suatu kepentingan. Namun, disadari atau tidak, pada saat ia melakukan suatu kebohongan, maka kecemasan akan datang menghantuinya. Cemas apabila kebohongannya terbongkar. Cemas apabila menuntun kepada keburukan dan keburukan menuntun kepada jalan menuju api neraka. Sesuatu yang besar dimulai dari sesuatu yang kecil. Seseorang yang awalnya terpaksa berbohong, namun bila ia melakukannya terus-menerus, maka hal itu akan melekat pada dirinya dan menjadi tabiat hidupnya. Inilah yang harus diwaspadai.